Aku dan Sang Waktu
Tidak
terasa sang waktu pun merangkak dengan sangat cepat, hari demi hari pun kita
lewati. Pernahkah anda bertanya kepada diri sendiri. Kok waktu cepet banget yah?
Perasaan baru kemarin hari senin dan sekarang sudah hari senin lagi. Seiring
berkembangnya waktu, sisa umur kita pun semakin berkurang bukan? pernahkah
kalian merenungi dalam hati, apa aja yah yang udah kita siapkan untuk bekal
kita di akhirat nanti? apa saja yang telah kita perbuat di dunia.. dan apakah tuhan
akan mengampuni dosa-dosa yang telah kita perbuat?
Kematian manusia adalah hal yang nyata, berbeda dengan kehidupan dunia yang sifatnya maya. Kehidupan ini pun dipenuhi oleh bayang-bayang semu akan suatu ketidakpastian waktu. Sang waktu pun tidak pernah memberitahu kapan habisnya masa itu. Untuk segala sesuatu ada masanya, dan untuk apapun dibawah langit pun ada waktunya, mungkin kalimat tersebut cocok menggambarkan sang waktu. Sekarang pertanyaannya, siapakah waktu itu?
Waktu adalah media manusia beraktifitas. Dari waktu lah manusia mendapatkan pengalaman, kenangan, dan harapan. Terkadang waktu adalah ironi dan realitas yang terkadang tidak dapat dipahami. Waktu membawaku untuk merenungi apa yang sudah terjadi, mengingat-ingat apa yang telah kulalui, dan akhirnya hanya rasa sesal yang tersisa dalam diri. Menyesali apa yang terjadi memang perlu, namun yang terpenting bukanlah disitu. Menyesal lalu berhenti tak akan membawa kita kemana-mana kecuali penyesalan yang lain, lebih baik bila penyesalan itu dimaknai untuk memperbaiki diri.
Terimakasih waktu, kau sudah mengajarkan banyak hal.
Kematian manusia adalah hal yang nyata, berbeda dengan kehidupan dunia yang sifatnya maya. Kehidupan ini pun dipenuhi oleh bayang-bayang semu akan suatu ketidakpastian waktu. Sang waktu pun tidak pernah memberitahu kapan habisnya masa itu. Untuk segala sesuatu ada masanya, dan untuk apapun dibawah langit pun ada waktunya, mungkin kalimat tersebut cocok menggambarkan sang waktu. Sekarang pertanyaannya, siapakah waktu itu?
Waktu adalah media manusia beraktifitas. Dari waktu lah manusia mendapatkan pengalaman, kenangan, dan harapan. Terkadang waktu adalah ironi dan realitas yang terkadang tidak dapat dipahami. Waktu membawaku untuk merenungi apa yang sudah terjadi, mengingat-ingat apa yang telah kulalui, dan akhirnya hanya rasa sesal yang tersisa dalam diri. Menyesali apa yang terjadi memang perlu, namun yang terpenting bukanlah disitu. Menyesal lalu berhenti tak akan membawa kita kemana-mana kecuali penyesalan yang lain, lebih baik bila penyesalan itu dimaknai untuk memperbaiki diri.
Terimakasih waktu, kau sudah mengajarkan banyak hal.
Komentar
Posting Komentar