Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti di Usia Dini Bagi Anak
Pada masa usia dini, atau Lima tahun pertama kehidupan anak merupakan masa pesat perkembangan otak hingga masa ini sering disebut sebagai waktu emas anak (golden periode). Bahkan, anak di usia 5 tahun pertama diketahui punya kemampuan photographic memory,atau mengingat seperti mata kamera. Apa yang mereka ihat akan mudah mereka simpan didalam ingatannya, dan dapat mereka tiru. namun di atas lima tahun, kemampuan memori anak mulai menurun.
Pemberian pendidikan budi pekerti pada anak adalah tugas bersama dari orangtua, sekolah, dan masyarakat. Orangtua ataupun keluarga dari anak tersebut bertugas memberikan bimbingan mengenai nilai-nilai religius terlebih dahulu kepada sang anak dirumah, agar ia akan terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang baik dari kecil. Sedangkan pihak sekolah merupakan lingkungan penting untuk anak dapat bersosialisasi, sekolah berperan dalam memberikan pengetahuan dan pembelajaran seperti macam-macam peraturan, nilai-nilai dan kultur yang ada di masyarakat, sekaligus menjalankan perannya kelak sebagai orang dewasa yang berakhlak mulia di kehidupan nyata .
Pendidikan budi pekerti pada anak, perlu disesuaikan dengan tahap perkembangan berpikir siswa, sehingga pendidikan budi pekerti di sekolah dapat mengokohkan minat siswa untuk terus berperilaku mulia. Walaupun pendidikan akhlak mulia di sekolah tidak di ajarkan pada pelajaan akademik seperti mata pelajaran tertentu, namun pendidikan budi pekerti sama pentingnya dengan mata pelajaran yang lain sehingga perlu digiatkan dan ditingkatkan pelaksanaannya melalui berbagai kegiatan ekstrakulikuleryang telah ada di sekolah maupun kegiatan baru yang di ciptakan bersama oleh siswa dan guru.
Mengingat pentingnya pendidikan budi pekerti bagi kehidupan anak, maka diharapkan orangtua, guru, maupun masyarakat saling bekerja sama dalam menerapkan contoh perbuatan yang baik kepada anak, dibutuhkan pembaharuan kebijakan sekolah yang dapat meningkatkan pendidikan budi pekerti di sekolah dengan harapan agar para siswa tidak hanya cerdas intelektualnya saja, namun juga cerdas emosional dan spiritualnya (kognitif, afektif, dan psikomotorik). selain itu siswa diharapkan agar mempunyai jiwa kepemimpinan dan rasa tanggung jawab sebagai generasi penerus bangsa ke depan ,dan siswa mampu mengembangkan kemampuannya menjadi siswa yang mandiri , kreatif dan berwawasan.
Komentar
Posting Komentar